Ancaman erosi bahkan longsor saat musim hujan di beberapa lahan kritis di Kabupaten Ponorogo, memerlukan berbagai tindakan cepat. Selain penanaman, untuk mengatasi/mengendalikan erosi serta mencegah bencana yang lebih besar yaitu longsor, Kelompok Tani Hutan (KTH) Wono Lestari Desa Wonodadi Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo membangun tiga titik bangunan teknis konservasi tanah berupa dam penahan.
Dam penahan (Dpn) adalah bendungan kecil yang lolos air dengan kontruksi bronjong batu yang dibuat pada alur jurang dengan tinggi maksimum 4m. Manfaat Dam Penahan adalah untuk mengendalikan endapan dan aliran air permukaan dari Daerah Tangkapan Air (Catchment Area) di bagian hulu serta meningkatkan permukaan air tanah di bagian hilirnya.
Aliran air pada awalnya menembus bronjong batu ini tetapi pada akhirnya diharapkan sedimentasi terjadi pada bagian atas bronjong yang akhirnya sedimen menutup bronjong ini sehingga dapat mencegah/mengendalikan erosi jurang agar tidak meluas dan berkembang sehingga merusak lingkungan sekitarnya dan dapat meresapkan air ke dalam tanah.
Pembangunan tersebut merupakan bagian dari program konservasi tanah dan air Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Solo.
Bangunan teknis pengendali erosi merupakan bagian dari program untuk mengatasi, mengendalikan, dan mencegah erosi di lahan-lahan kritis. Program dijalankan dengan tetap memberdayakan Kelompok Tani Hutan sebagai pelaksana.