Dibantu tiga orang, dalam satu hari Didik mampu memproduksi satu kwintal tusuk sate basah. "Tusuk sate yang sudah jadi tidak bisa langsung dipasarkan tapi harus dikeringkan terlebih dahulu," ujar Didik.
Sementara itu ada yang berbeda produksi tusuk sate Didik dibanding yang lainnya. Tusuk sate buatan Didik lebih awet dan tidak mudah berjamur. Pasalnya ada proses penguapan dengan menggunakan belerang. "Tusuk sate buatan saya bisa tahan 6 bulan tanpa berjamur," papar Didik.
Saat ini akibat musim penghujan yang terus menerus melanda Ponorogo, Didik pun membeli oven untuk mengeringkan tusuk sate buatannya. "Karena hujan hampir tiap hari saya kesulitan saat proses pengeringan, jadinya sekarang pakai oven supaya cepat pengeringannya," imbuh Didik.
x
Dalam rangka studi banding/widyakarya penyuluh kehutanan CDK Wilayah Pacitan memilih Kelompok Tani Hutan (KTH) Silva Lestari Desa Tempuran Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo dengan produk unggulan budidaya pohon gaharu dan cendana serta olahan bambu untuk tusuk sate, cilok dan lidi dupa. Pohon Gaharu merupakan pohon termahal di dunia. Bahkan, harga pohon gaharu dapat melebihi harga pohon Jati ataupun pohon ulin (Kayu Besi) sekalipun, apalagi bila dibandingkan dengan pohon sengon
Harga terendah dari 1 kg kayu Gaharu adalah 300 ribu rupiah, sedangkan harga tertinggi kayu Gaharu dapat mencapai lebih dari 100 juta rupiah per kilogram-nya. Di pasaran sendiri kayu ini rata-rata dijual dengan harga 10 sampai dengan 35 juta per kilogram.
Pohon ini sudah dapat dipanen dalam kurun waktu 5 tahun serta besarnya pohon ini memiliki rata-rata diameter 40 cm hingga 60 cm dan tingginya dapat mencapai 40 m. Artinya apabila dikonversi satu pohon saja dapat menghasilkan puluhan kilogram kayu gaharu.
Pasar dari kayu Gaharu pun tidak main-main. Kayu Gaharu ini sangat diminati oleh negara-negara timur tengah, seperti Arab Saudi, Qatar, Yaman, Oman, Palestina, Suriah, Turki, Persia, Iran, Kuwait, dan Irak. Selain itu, Tiongkok, Korea, Jepang, Amerika Serikat, dan Singapura pun menjadi negara importir kayu Gaharu yang cukup potensial dewasa ini.
Saat ini anggota KTH Silva Lestari yang lagi fokus pada usaha olahan bambu tidak hanya membuat tusuk sate saja, dia juga membuat tusuk sempol, jajanan yang sedang melejit di Ponorogo. Ukuran tusuk sate pun bermacam-macam tergantung permintaan pelanggan. Ada yang 20 cm panjangnya, ada yang 25 cm dan 30 cm
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar