Porang
(Amorphophallus muelleri Blume) adalah salah satu jenis tanaman
iles-iles yang tumbuh dalam hutan. Porang merupakan tumbuhan semak (herba) yang
berumbi di dalam tanah. Umbi porang berpotensi memiliki nilai ekonomis yang
tinggi, karena mengandung glukomanan yang baik untuk kesehatan dan dapat dengan
mudah diolah menjadi bahan pangan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Ciri-ciri
:
- Batang tanaman cenderung tegak dan lunak serta terdapat totol putih-hijau, berbatang halus,. Tinggi tanaman berkisar 100 – 150 cm.
- Daun tanaman menjari berpangkal 3, berwarna hijau cenderung gelap ataupun hijau cerah.
- Mempunyai titik pangkal daun tempat tumbuhnya katak (sejak tanaman berusia 2 bulan)
- Katak mulai terlihat pada usia tanaman 2 bulan, ditandai dengan bintik gelap pada pangkal daun. Berwarna coklat gelap dan tumbuh pada pangkal daun.
- Umbi porang merupakan umbi tunggal, daging umbi berwarna kuning cerah, seratnya halus. Terdapat getah yang dapat menimbulkan rasa gatal di kulit.
Tanaman
porang yang dibudidayakan harus punya kualitas yang baik, untuk itu perlu
diketahui syarat-syarat tumbuh tanaman porang, antara lain:
1.
Keadaan
iklim
ü
Intensitas
cahaya 60 – 70%
ü
Ketinggian
0 – 700 m dpl. Namun yang paling bagus pada daerah dengan ketinggian 100 – 600
m dpl.
2.
Keadaan
tanah
ü
Dibutuhkan
tanah yang gembur/subur dan tidak becek.
ü
Tanah
dengan tekstur lempung berpasir dan bersih dari alang-alang.
ü
Derajat
keasaman tanah ideal antara pH 6 – 7.
3.
Kondisi
lingkungan
ü
Naungan
yang ideal: Jati, Mahoni Sono, dan lain-lain.
ü Tingkat kerapatan naungan minimal
40% maksimal 60%. Semakin rapat semakin baik.
BUDIDAYA
PORANG
Persiapan
lahan
Lokasi
tumbuh tanaman porang yang baik adalah di bawah naungan dengan itensitas cahaya
60-70%.
Kegiatan
persiapan lahan:
1. Pada lahan datar
Setelah
lahan dibersihkan dari semak-semak liar/gulma lalu dibuat guludan selebar 50 cm
dengan tinggi 25 cm dan panjang disesuaikan dengan lahan. Jarak antara guludan
adalah 50 cm.
2. Pada lahan miring
Lahan
dibersihkan tidak perlu diolah. Lalu dibuat lubang tempat ruang tumbuh bibit
yang dilaksanakan pada saat penanaman.
Persiapan
bibit
Porang
dapat diperbanyak secara vegetatif dan generatif (biji, bulbil/katak). Bibit
yang dipilih adalah dari umbi dan bulbil yang sehat. Bibit porang cukup ditanam
sekali. Setelah bibit yang ditanam berumur 3 tahun, dapat dipanen selanjutnya
dapat dipanen setiap tahunnya tanpa perlu penanaman kembali.
Kebutuhan
bibit per satuan luas sangat tergantung pada jenis bibit yang digunakan dan
jarak tanam. Dengan prosentase tumbuh benih
diatas
90%, kebutuhan benih per hektar dengan jarak tanam 0,5 m adalah:
1.
Umbi
: 1.500 kg (± 20-30 buah/kg)
2.
Biji
: 300 kg
3. Bulbil : 350 kg (±170 – 175
buah/kg)
Tata
cara penyiapan bibit dari umbi
1.
Tentukan
anakan tanaman porang yang berumur ±1 tahun yang pertumbuhannya subur dan
sehat.
2.
Bongkar
tanaman dan bersihkan umbi dari akar dan tanah.
3. Kumpulkan bibit tersebut di
tempat yang teduh untuk penanganan selanjutnya yaitu penanaman (1 umbi porang
hanya menghasilkan 1 tanaman porang).
Tata
cara penyiapan bibit dari biji
Tanaman
porang pada setiap kurun waktu 4 tahun akan menghasilkan bunga yang kemudian
menjadi buah atau biji. Dalam 1 tongkol buah bisa menghasilkan biji sampai 250
butir yang dapat digunakan sebagai bibit porang dengan cara disemaikan terlebih
dahulu.
Tata
cara penyiapan bibit dari bulbil/katak
1.
Ambil
bulbil dari sekitar rumpun tanaman yang berumur cukup tua (seleksi/pilih bulbil
yang sehat).
2. Bulbil yang telah dipilih
dikumpulkan dalam wadah dan disemai hingga tumbuh tunas yang kemudian ditanam
(tanaman porang yang cukup besar dan tua dapat menghasilkan bulbil ±40/pohon).
Penanaman
porang
Porang
sangat baik ditanam ketika musim hujan, yaitu sekitar bulan November –
Desember. Tahap penanaman porang adalah sebagai berikut:
1.
Bibit
yang sehat satu per satu dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan letak bakal
tunas menghadap ke atas.
2.
Tiap
lubang tanaman diisi 1 bibit porang dengan jarak tanam sesuai kebutuhan.
3. Tutup bibit dengan tanah halus /
tanah olahan setebal ±3 cm.
Pemeliharaan
tanaman porang
Tanaman
porang merupakan tanaman yang memerlukan pemeliharaan secara khusus. Namun
untuk mendapatkan hasil pertumbuhan dan produksi yang maksimal, dapat dilakukan
perawatan yang intensif dengan cara:
a.
Penyiangan
ü
Dilakukan
dengan membersihkan gulma yang berupa rumput liar yang dapat menjadi pesaing
tanaman porang dalam hal kebutuhan air dan unsur hara.
ü Sebaiknya dilakukan sebulan
setelah umbi porang ditanam. Penyiangan berikutnya dapat dilakukan saat gulma
muncul.
c. Pemupukan. Pada saat pertama kali ditanam,
dilakukan pemupukan dasar. Untuk pemupukan berikutnya dapat dilakukan setahun
sekali (awal musim hujan). Jenis pupuk adalah pupuk urea 10 g/lubang dan SP
36,5 g/lubang. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditanam disekitar batang
porang.
a. Pengamanan pohon pelindung. Porang
merupakan tanaman yang butuh naungan. Oleh karena itu perlu dilakukan
pemeliharaan terhadap pohon pelindung agar pohon pelindung dan tanaman porang
dapat tumbuh dengan baik.
PERTUMBUHAN
DAN MASA PANEN TANAMAN PORANG
1. Tanaman
porang dapat dipanen untuk pertama kali setelah umur tanaman mencapai 3 tahun.
Setelah itu, tanaman dapat dipanen setahun sekali tanpa harus menanam kembali
umbinya.
2. Tanaman
porang hanya mengalami pertumbuhan selama 5 – 6 bulan tiap tahunnya (pada musim
penghujan). Di luar masa itu, tanaman mengalami masa istirahat /dorman dan
daunnya akan layu sehingga tampak seolah-olah mati.
3. Waktu
panen tanaman porang dilakukan pada bulan April – Juli (masa dorma).
4. Umbi
yang dipanen adalah umbi besar yang beratnya lebih dari 2 kg/umbi, sedangkan
umbi yang masih kecil ditinggalkan untuk dipanen pada tahun berikutnya.
5. Rata-rata
produksi umbi porang berkisar 10 ton per hektar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar