Pohon pinus,
kira-kira apa yang terbayang jika mendengar kata-kata tersebut? Apakah sebuah
pohon yang serupa dengan pohon cemara?
Mengenal Pohon Pinus
Pinus dan cemara
merupakan pohon dalam satu jenis yang sama, yaitu jenis coniferous evergreen.
Coniferous evergreen adalah jenis
pohon yang tumbuh membentuk kerucut dan memiliki daun berwarna hijau sepanjang
tahun (tidak berubah warna mengikuti musim).
Namun sebenarnya,
pinus dan cemara tidaklah sama, karena berasal dari genus dan familia yang
berbeda. Perbedaan jenis pohon coniferous evergreen sulit dibayangkan, apabila kita tidak
membandingkannya secara langsung.
Umumnya, jenis pohon yang
dijadikan pohon natal pada buku dan film adalah jenis pohon fir atau pohon spruce. Keduanya merupakan pohon dari familia Pinaceae, namun berasal dari genus yang berbeda, yaitu
genus Cedar (pohon fir) dan genus Picea (pohon spruce).
Pohon fir dan spruce memiliki karakteristik berupa ranting dan daun yang tumbuh
sepanjang batang pohon. Ranting dan daun yang tumbuh di batang bagian bawan
cirinya lebih tebal dan panjang, kemudian semakin memendek dan mengerucut pada
puncak pohonnya.
Sementara itu, pohon
cemara adalah pohon yang berasal dari genus Cupressus dari familia Cupressaceae. Cemara memiliki karakteristik daun yang
beruas dan terlihat seperti jarum pendek yang tumbuh secara terpisah. Ruas daun
cemara membentuk semacam silinder dengan ujung bulat, berbeda dengan
pohon fir atau
pohon spruce yang
memiliki daun beruas yang terbuka lebar dan pipih.
Di Indonesia, pohon
pinus disebut juga pohon tusam. Pohon ini berasal dari famili yang sama dengan
pohon fir dan
pohon spruce, yaitu famili Pinaceaedengan genus pinus.
Pinus atau tusam cocok tumbuh di daerah dataran tinggi. Tusam memiliki karakteristik batang yang retak-retak dan daun yang menyatu membentuk kumpulan jarum panjang. Daun pinus yang tumbuh berada pada dahan atau ranting pada batang bagian tengah.
Taksonomi
Kriteria |
Keterangan |
Kingdom |
Plantae |
Subkingdom |
Tracheobionta |
Divisi |
Spermatophyta |
Sub Divisi |
Gmnospermae |
Ordo |
Conifer |
Famili |
Pinaceae |
Genus |
Pinus |
Spesies |
Pinus merkusii Jungh. et de
Vriese |
Habitat
Pohon pinus umumnya
tumbuh dan berkembang secara bergerombol. Kondisi tanah yang cocok untuk pinus,
yaitu tanah asam, berpasir, dan memiliki serapan air yang baik. Kawasan hutan
tersebut dapat ditemukan di daerah dataran tinggi dan bersuhu 18⁰ C hingga -3⁰
C.
· Pohon tusam sangat mudah beradapatasi, bahkan terhadap perubahan cuaca ekstrim. Beberapa spesies pohon pinus dapat tumbuh setelah kebakaran hutan terjadi. Sedangkan pohon yang sudah dewasa dapat beregenerasi dengan cepat.
Akar pohon pinus
adalah akar tunggang dengan sistem perakaran yang dalam dan kuat sehingga cocok
tumbuh di tanah dengan tekstur ringan hingga sedang. Selain itu, tingkat
keasaman tanah atau pH tanah untuk habitat pinus juga beragamam, atau dengan
kata lain tumbuhan pinus mampu tumbuh pada tanah ber-pH asam maupun basa.
Pinus mampu tumbuh
diberbagai ketinggian, akan tetapi tempat terbaik untuk perkembangannya berada
di ketinggian 400 hinga 2000 mdpl. Pohon pinus yang ditanam di ketinggian
kurang dari 400 mdpl akan tumbuh tidak optimal karena suhu udara terlalu
tinggi. Sedangkan jika ditanam di ketinggian lebih dari 2000 mdpl juga tidak
optimal karena proses fotosintesis akan terhambat.
Curah hujan yang
dibutuhkan pinus berkisar 1200 hingga 3000 mm per tahun dengan jumlah bulan
kering 0 sampai 3 bulan. Tanaman pinus di pulau Jawa umumnya tumbuh di kawasan
dengan ketinggian lebih dari 300 mdpl dengan curah hujan 4000 mm per tahun.
Tinggi rata-rata pohon
pinus adalah 15 sampai 45 meter. Sebenarnya, pohon ini memiliki masa hidup yang
sangat panjang, yaitu sekitar 100 hingga 1.000 tahun. Oleh karena itu, tidak
jarang ditemukan pohon pinus yang tumbuh sangat tinggi, hingga 80 meter.
Asal & Sebaran
Meski pada mulanya
pinus banyak tumbuh di belahan bumi utara dan beberapa kawasan tropis di bumi belahan selatan. Saat ini, berbagai macam spesies pohon
pinus telah tersebar di seluruh dunia.
Menurut distribusi
geografi, awalnya tumbuhan pinus tumbuh di kawasan Old World atau Dunia Lama, meliputi Eropa,
Mediterania, Asia. Hingga akhirnya menyebar ke kawasan lain yang disebut New World atau Dunia Baru, yaitu Amerika Serikat,
Kanada bagian timur dan barat, Meksiko bagian utara, Karibia dan Araucaria (Amerika Selatan).
Indonesia memiliki
satu spesies pinus asli yang berasal dari daerah Sumatera, tepatnya di daerah
Sipirok, Tapanuli Selatan. Spesies pinus ini dikenal dengan nama Sumatran Pine atau Pinus merkusii Jungh. et de Vriese.
Pohon pinus dari
Indonesia ini telah banyak dibudidayakan di daerah-daerah lain di luar
Sumatera. Selain itu, beberapa negara lain di Asia, seperti India, Filipina,
Thailand, Myanmar, Kamboja, dan Vietnam juga membudidayakan jenis pinus merkusi
dari Indonesia.
Morfologi
Pinus merkusi
rata-rata tumbuh dengan tinggi sekitar 20 hingga 40 meter dengan diameter barang
70 hingga 90 cm. Bahkan pernah ditemukan pohon pinus tua yang diameter
batangnya mencapai 100 hingga 145 cm. Tumbuhan pinus memiliki batang bebas
antara 2 hingga 23 meter.
Pada kondisi tegakan
tertutup atau kerapatan pohon yang tinggi, pohon pinus akan tumbuh tegak lurus.
Akan tetapi jika tumbuh dan berada di tempat terbukan, maka tegakan akan
cenderung bengkok. Batang pinus tidak berbanir dan kulit batangnya memiliki
tekstur kasar berwarna cokelat kelabu hingga cokelat tua dan tidak mudah
mengelupas. Selain itu, kulit batang pohon pinus juga mempunyai alur cukup
dalam.
Daun pinus termasuk
daun jarum yang pada bagian pangkalnya terdapat sarung sisi yang mengelilingi
dua daun jarum. Panjang daun pinus sekitar 10 hingga 20 cm.
Pohon pinus
menghasilkan bunga dan buah sepanjang tahun, terutama pada bulan Juli hingga
November. Bunga pinus jantan menyerupai bulir bertumpuk pada pangkal tunas
muda, sedangkan bunga betina berkumpul pada ujung tunas muda dengan jumlah
sedikit.
Pinus memiliki tajuk
yang bentuknya unik, yakni berbentuk kerucut. Ukuran tajuk pohon pinus tidak
terlalu lebar dan agak rapat ketika pohon masih muda. Ketika pohon telah tua,
maka tajuknya akan membentuk limas dan agak jarang.
Kayu Pinus
Pohon pinus merupakan
salah satu jenis tanaman hutan yang menghasilkan kayu. Kayu yang dihasilkan
oleh pohon pinus termasuk kategori kayu ringan-sedang dengan berat jenis
sekitar 0,46 sampai 0,7. Skala kuat dan awet kayu pinus berada pada kelas kuat
II hingga III dan kelas awet IV.
Kayu gubal pinus
umumnya setebal 6 sampai 8 cm dengan warna putih atau kekuning-kuningan.
Sedangkan kayu terasnya berwarna cokelat tua atau kemerah-merahan.
Tekstur kayu pinus
cenderung bersifat daya kembang surut dan retak relatif sedang. Pengerjaan kayu
pinus juga cukup mudah, namun sedikit sulit untuk digergaji karena mengandung
getah.
Kayu pinus dapat
diperoleh dari pohon yang telah berusia 15 tahun. Umumnya kayu ini dimanfaatkan
untuk bahan baku furniture, meubel, perabot rumah tangg, kayu lapis, batang
korek api, bahan mainan anak dan pemanfaatan lainnya.
Manfaat Pohon Pinus
Budidaya pinus
tergolong mudah, karena pohon pinus memiliki sifat agresif dan invasif sehingga
sangat mudah tumbuh. Hal ini sangat menguntungkan bagi para pengusaha industri,
karena hampir seluruh bagian pinus, seperti batang kayu, kulit, getah, dan daun
memiliki manfaat ekonomis.
Beberapa manfaat pohon
pinus, antara lain:
- Bahan
Baku Furniture – Kayu pinus memiliki kualitas yang baik dan struktur
serat kayu yang
halus, sehingga mudah diolah dan dijadikan produk meubel.
- Bahan
Baku Kertas dan Alat Tulis – Sifat kayu pinus yang halus dengan tingkat
kepadatan dan kerapatan yang rendah, membuat kayunya mudah dihancurkan dan
diproses menjadi kertas dan pensil.
- Bahan
Baku dan Pelarut Industri – Getah
pinus dapat dipanen untuk kemudian diolah menjadi terpentin gondorukem.
Proses pengolahan tersebut melalui tahap penyulingan dan distilasi,
sehingga menghasilkan fraksi padat (gondorukem) dan fraksi cair
(terpentin). Kedua fraksi tersebut memiliki manfaat sebagai bahan sizing produk industri, seperti ban, sabun, tinta, dan
lain sebagainya. Sementara itu, fraksi terpentin digunakan sebagai bahan
pelarut cat dan cairan desinfektan, seperti wipol, serta digunakan sebagai
aroma terapi.
- Bahan
Baku Kerajinan dan Peralatan – Sama halnya dengan furniture, sejumlah
barang kerajinan tangan, seperti miniatur mainan, aksesoris, sumpit, dan
korek api merupakan hasil olahan dari kayu pinus.
- Bahan
Baku Peti Kemas – Peti kemas yang sering digunakan untuk distribusi eksport import, biasanya menggunakan palet atau packing kayu yang terbuat dari kayu pinus.
- Bahan
Pencampur Pupuk – Ekstrak daun pinus yang mengandung kalium dapat
digunakan untuk bahan campuran pupuk. Ekstrak daun pinus juga dapat diolah
menjadi bioherbisida guna mengatasi pertumbuhan gulma yang berlebihan.
Manfaat Untuk Kesehatan
Selain menjadi bahan
dasar berbagai produk industri, pohon pinus juga memiliki manfaat bagi
kesehatan tubuh manusia. Meski tidak secara spesifik menyembuhkan penyakit
tertentu, namun bagian dari pohon pinus sangat baik untuk proses terapi
pengobatan dan menjaga kesehatan, seperti:
- Sumber
Vitamin C dan Antioksidan – Kulit dan daun pohon pinus mengandung flavanoid. Senyawa ini memiliki sifat antioksidan dan
mengandung vitamin C. Selain baik untuk kesehatan, juga bisa digunakan
untuk bahan produksi industri kecantikan. Selain itu, ekstrak daun pinus
juga menghasilkan senyawa pycnogenol yang
merupakan salah satu bahan baku produk suplemen dan obat nyeri.
- Pengobatan
Gangguan Pernapasan – Industri herbal banyak yang menggunakan ekstrak
pohon pinus untuk diolah menjadi essential oil (EO). Minyak esensial ini dapat digunakan sebagai
terapi kesehatan untuk gangguan pernapasan, seperti bronkitis, sesak
napas, sinus, dan lain sebagainya. Cara penggunaannya adalah dengan
mencampurkan EO pinus dengan air hangat, kemudian uap campuran tersebut
dihirup.
- Pereda
Nyeri Otot – Selain untuk mengobati gangguan pernapasan, minyak esensial
pinus juga dapat mengobati nyeri otot. Cara pengobatannya adalah dengan
mengoleskan EO pada otot yang nyeri. Namun perlu diingat, sebaiknya
melakukan patch
test, yaitu tes alergi atau iritasi
kulit dengan mengoleskan sedikit minyak pada area yang akan dilakukan
perawatan, kemudian tunggu selama 24 sampai 72 jam untuk mengetahui apakah
kulit bereaksi negatif terhadap minyak pinus.
- Pereda
Stres – Pinus dapat digunakan untuk aroma terapi. Terapi ini dilakukan
dengan cara berjalan-jalan di wilayah hutan pinus. Selain pemandangan
hijau yang menyejukkan mata, otak juga akan mendapatkan cukup oksigen bersih, sehingga dapat mengurangi stres.
Budidaya Pohon Pinus
Pinus merupakan pohon
yang mempunyai kemampuan tumbuh dengan mudah. Budidaya bisa dilakukan melalui 2
metode, yaitu dari bibit pinus dan beningnya.
Berikut adalah cara
penanaman pinus dengan menggunakan 2 metode tersebut, yaitu:
a. Menanam Bibit Pinus
1.
Memilih bibit yang
tepat dari jenis pinus yang disesuaikan dengan iklim dan ketinggian tanam.
2.
Memilih tempat dan
waktu yang tepat. Mempertimbangkan apakah bibit langsung ditanam pada tanah,
atau menggunakan wadah. Perlu diingat, diawal pertumbuhan pinus membutuhkan
naungan dan air yang cukup agar tetap terhidrasi dan tidak rusak akibat panas
matahari.
3.
Lakukan penyiraman
agar tanah disekitar tempat tumbuh lembab. Jangan memberikan air berlebihan,
apabila akar pinus terendam maka pinus akan mati.
4.
Tanam pinus di sisi
barat, di tempat yang jauh dari matahari, bersuhu dingin, terlindung, dan pada
area yang luas.
5.
Perhatikan cuaca
ketika melakukan penanaman, yaitu tidak ditanam pada kondisi berangin, kering,
dengan suhu ≥ 30⁰ celcius. Namun juga tidak terlalu dingin, misalnya ketika
terdapat kandungan es didalam tanah.
6.
Penanaman dilakukan
dengan menggali lubang yang lebih besar dan dalam dari akar. Bagian dalam
lubang harus diisi dengan tanah galian paling atas.
7. Lepaskan polybag pada bibit pinus agar sistem akar pinus dapat tumbuh dengan baik dan tidak terhalang. Pixabay
b. Menanam Benih Pinus
1.
Pilihlah biji pinus
yang telah matang, ditandai benih berwarna coklat atau keunguan.
2.
Simpan benih selama
30-60 hari sebelum memindahkannya wadah tanam atau pot.
3.
Pindahkan bibit pinus
yang sudah tumbuh ke area tanah luar dan lapang. Rata-rata membutuhkan waktu
sekitar setahun atau lebih.
4.
Jika tidak ingin
membeli benih, kita dapat mengumpulkan biji pinus yang berjatuhan dari pohon
pinus dewasa atau memetiknya langsung dari ranting. Pilih biji pinus betina
yang berukuran lebih besar karena mengandung benih pinus.
5.
Cara pengambilan benih
pada biji dilakukan dengan cara meletakkan biji di tempat yang terpapar sinar
matahari, agar biji menjadi kering dan terbuka sehingga benih dapat diambil.
6.
Benih yang diperoleh
kemudian kemudian direndam air selama 24 hingga 48 jam. Air rendaman harus
diganti setiap 12 jam sekali.
7.
Setelah 48 jam, biji
yang tenggelam merupakan biji yang dapat digunakan sebagai benih.
8.
Simpan benih pada kain
lembab dan cek secara berkala apakah tunas telah tumbuh.
9.
Letakkan benih yang
bertunas pada pipa plastik khusus untuk menanam pinus, kemudian isi dengan
campuran 80% kulit pohon pinus dan 20% gambut.
c. Pemeliharaan
Setelah melakukan
penanaman, langkah selanjutnya adalah melakukan perawatan dan pemeliharaan.
Pinus usia muda memerlukan perhatian dan perlindungan ekstra selama beberapa
tahun pertama pertumbuhannya.
Setelah itu, pohon
pinus dapat tumbuh secara mandiri. Perawatan yang dilakukan pada pinus muda,
antara lain:
1.
Meletakkan mulsa
(pasak kayu yang ditancapkan di sekitar bibit atau benih) yang melingkari tanah
sekitar pinus agar terhindar dari rumput liar.
2.
Perhatikan kelembaban
tanah tempat tumbuh pinus. Pemberian air hanya dilakukan jika tanah terlihat
retak dan menandakan bahwa tanah mengering.
3.
Pemasangan pipa
plastik atau pagar kawat di lahan tumbuh pinus terkadang diperlukan agar
terhindar dari serangan hewan herbivora.
4.
Rajin memantau kondisi
pohon pinus. Lakukan pemangkasan pada ranting yang bermasalah, seperti terkena
penyakit jamur atau ranting mati.
Meski penanaman pohon
pinus terbilang cukup mudah. Namun, sebaiknya menghindari pemberian pupuk.
Sebab, pemberian pupuk dapat menyebabkan efek “terbakar” pada pinus.
Selain itu, serasah
daun pinus yang kering dan batangnya yang mengandung getah memiliki sifat
sangat mudah terbakar. Diperlukan kewaspadaan untuk mencegah dan mengendalikan
jika tanaman pinus terbakar, yaitu:
- Membuat
jalur sekat bakar dan jalur hijau secara jelas dan tegas untuk menghambat
rambatan api
- Mempersiapkan
satuan tugas pengendali kebakaran hutan serta kegiatan pencegahan berupa
patroli rutin
- Membangun
jaringan komunikasi yang mencakup seluruh wilayah hutan pinus
- Tindak
cepat dan tepat untuk evakuasi dan pemadaman jika terjadi kebakaran
Dampak Negatif
Begitu banyak manfaat
pohon pinus bagi kehidupan, kesehatan, dan juga perekonomian manusia. Namun,
ternyata pohon pinus memiliki sejumlah efek negatif bagi lingkungan sekitar
serta kesehatan manusia sebagai, antara lain:
- Pertumbuhan
invasif dan agresif
- Menghisap
seluruh unsur hara dan air kawasan sekitarnya
- Menghambat
air hujan yang turun ke permukaan tanah
- Menghisap
aliran air bawah tanah
- Memiliki
tingkat evapotranspirasi tinggi
- Mengandung
alergen yang buruk bagi kesehatan
Terlepas dari segala
dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh pohon pinus, bukan berarti tidak
dapat diatasi atau ditanggulangi dengan baik.
Pada wilayah yang mengalami penggundulan hutan akibat penebangan liar dan ilegal logging, pinus dapat ditanam dengan tujuan memperbaiki
wilayah lahan kritis tersebut.
Pelestarian Hutan Pinus
Berbagai sisi positif
maupun negatif dari pohon pinus telah kita ketahui, tentu keberadaannya harus
terus dilestarikan. Beberapa daerah di Indonesia telah mengembangkan pelestarian
pohon pinus dengan cara membuka bisnis wisata hutan pinus.
Keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan tiket wisata digunakan kembali untuk membantu pekerja dan warga sekitar menjaga kelestarian hutan pinus.er @hamimtujuh
Cara ini dinilai
sangat efektif, karena selain bertujuan untuk menjaga kelestarian pohon pinus,
juga dapat membuka lapangan pekerjaan yang membantu perekonomian warga sekitar.
Oleh karena itu,
manfaat yang diperoleh dari pohon pinus bukan hanya produk olahannya saja,
namun dari pohon pinus dan lingkungannya sendiri.
Berikut adalah
beberapa wisata hutan pinus yang ada di Indonesia yang dapat kita kunjungi
bersama keluarga atau teman, yaitu:
1.
Pulau Jawa: Pasar
Langlang Purwakarta – Jawa Barat
2.
Pulau Jawa: Taman
Wisata Alam, Gunung Pancar Bogor – Jawa Barat
3.
Pulau Jawa: Puncak
Becici, Desa Muntun Dlingo – D.I. Jogjakarta
4.
Pulau Jawa:
Kragilan Top Selfie Magelang – Jawa Tengah
5.
Pulau Sulawesi: Hutan
Pinus Samparona Baubau – Sulawesi Tenggara
Selain sebagai tempat
berlibur yang ramah lingkungan, hutan pohon pinus juga sangat indah untuk
diabadikan dalam sebuah foto dan membaginya pada akun sosial media,
seperti facebook dan instagram.
Memberikan deskripisi
atau caption pada foto yang kita bagikan, dapat pesan untuk selalu menjaga
kelestarian pohon pinus demi kebaikan alam Indonesia.
Sumber tulisan : https://rimbakita.com/pohon-pinus/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar