Secara umum silvopasture diartikan sebagai kegiatan kombinasi antara kegiatan kehutanan dan peternakan dalam suatu kawasan hutan atau luasan lahan (Sugiharto, 2009). Subarudi (2010) menyarankan istilah yang tepat untuk silvopasture adalah wanaternak selain untuk memudahkan masyarakat awam dalam memahami arti dan makna silvopasture, istilah ini sejalan dengan penggunaan istilah lainnya yang sudah lebih dulu dikenal, di antaranya wanatani (istilah untuk agroforestry).
Istilah wanaternak belum masuk dalam Kamus Rimbawan yang disusun oleh Winarto (2006) yang ada di kamus tersebut istilah wanatani. Subarudi (2010) memberikan definisi wanaternak sebagai hasil modifikasi dari pengertian wanatani, yaitu: sistem penanaman hutan dengan jenis tanaman pakan ternak yang ditanam sebagai tanaman pencampur dengan memanfaatkan ruang tumbuh yang belum terkena naungan dan hasil akhirnya tetap berupa tanaman kayu-kayuan.
Penggunaan istilah wanaternak dirasakan sangat tepat untuk memudahkan pengertian dan pemahaman terkait dengan istilah silvopasture karena istilah di bidang lainnya yang menggunakan padanan kata wana sudah lazim digunakan seperti wanafarma (istilah untuk forest medicine), wanariset (istilah untuk research forest), dan wanawisata (istilah untuk recreation forest).
Wilayah kerja Kelompok Tani Hutan (KTH) Arga Lestari Desa Selur Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo sekarang ini telah menjadi sentra peternakan kambing dengan didukung pemerintah desa dengan membagikan bibit kambing di setiap RT dengan tujuan pemberdayaan masyarakat. Dengan pemeliharaan berbasis intensif dengan sumber pakan yang diperoleh dari kawasan hutan hak dan dihutan Perhutani. Beberapa petani telah melakukan inovasi dengan membuat pakan permentasi dalam penyediaan pakan kambing peliharaannya.
Pengembangan wanaternak yang berkelanjutan harus didukung oleh semua pihak sebagai komitmen dan aksi bersama untuk mewujudkan program swasembada daging dan sekaligus juga sebagai upaya pengentasan kemiskinan masyarakat di sekitar hutan. Subarudi (2010) telah memberikan tip untuk pengelolaan wanaternak yang berkelanjutan dengan memperhatikan faktor penentu keberhasilannya, yaitu penyediaan pakan ternak, pemeliharaan kesehatan ternak, dan pemasaran produk-produk wanaternak. Manajemen wanaternak yang sangat penting perlu juga dilakukan melalui kegiatan perencanaan yang baik, pengaturan yang tepat, dan pelaksanaan yang efektif dan efisien, serta pengawasan yang intensif dan tegas dalam pengelolaan wanaternak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar