Jumat, 27 Desember 2019

Berburu Porang Sampai Ke Negeri Cina


Berkesempatan berkunjung ke pertanian dan industri porang di Fuyuan Provinsi Yunnan Republik Rakyat Tiongkok bisa bertemu dengan petani, pedagang dan industri porang yang bahasa lokalnya konjac adalah suatu anugrah.

Tirto.id menulis porang atau dikenal juga dengan nama iles-iles adalah tanaman umbi-umbian dari spesies Amorphophallus muelleri. Manfaat porang ini banyak digunakan untuk bahan baku tepung, kosmetik, penjernih air, selain juga untuk pembuatan lem dan "jelly" yang beberapa tahun terakhir kerap diekspor ke negeri Jepang. Umbi porang banyak mengandung glucomannan berbentuk tepung. Glucomannan merupakan serat alami yang larut dalam air biasa digunakan sebagai aditif makanan sebagai emulsifier dan pengental, bahkan dapat digunakan sebagai bahan pembuatan lem ramah lingkungan dan pembuatan komponen pesawat terbang, demikian dilansir laman resmi Kementerian Pertanian. Porang adalah tanaman yang toleran dengan naungan hingga 60%. Porang dapat tumbuh pada jenis tanah apa saja di ketinggian 0 sampai 700 mdpl. Bahkan, sifat tanaman tersebut dapat memungkinkan dibudidayakan di lahan hutan di bawah naungan tegakan tanaman lain. Untuk bibitnya biasa digunakan dari potongan umbi batang maupun umbinya yang telah memiliki titik tumbuh atau umbi katak (bubil) yang ditanam secara langsung. 



Pertanian.go.id menulis, tanaman porang memiliki nilai strategis untuk dikembangkan, karena punya peluang yang cukup besar untuk diekspor. Catatan Badan Karantina Pertanian menyebutkan, ekspor porang pada tahun 2018 tercatat sebanyak 254 ton, dengan nilai ekspor yang mencapai Rp 11,31 miliar ke negara Jepang, Tiongkok, Vietnam, Australia dan lain sebagainya. Umbi porang saat ini masih banyak yang berasal dari hutan dan belum banyak dibudidayakan. Ada beberapa sentra pengolahan tepung porang saat ini, seperti di daerah Pasuruan, Madiun, Wonogiri, Bandung serta Maros.


Baca selengkapnya di artikel "Mengenal Tanaman Porang: Manfaat, Harga, Budidaya, & Nilai Bisnis", https://tirto.id/ekCF




Kamis, 05 Desember 2019

Gerakan Nasional Pemulihan Daerah Aliran Sungai (GNPDAS) Tahun 2019



(Dari kiri) Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko saat menanam di pohon makadima  di jalur lintas barat (Jalibar) Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Batu, Kamis (5/12/2019). (Foto: Irsya Ri)

Pulihkan Lahan Membangun Masa Depan. Tema itu diharapkan dapat menjadi inspirasi masyarakat untuk melakukan pemulihan hutan dan lahan dalam puncak acara Gerakan Nasional Pemulihan Daerah Aliran Sungai (GNPDAS) Tahun 2019 di jalur lintas barat (jalibar) Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Batu,  Kota Batu,  Kamis (5/12/2019)
Puncak acara GNPDAS  2019 itu langsung dihadiri Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko, Wali Kota Malang Sutiaji, Bupati Malang Sanusi, Kapolres Batu AKBP Harviadhi Agung Prathama, dan Danrem 083/Baladhika Jaya Kolonel Inf Zainudin.
Mereka melakukan penanaman pohon makadamia secara simbolis. Pohon pertama ditanam Siti Nurbaya. Kemudian acara dilanjutkan dengan melihat pameran. Salah satunya tentang penjelasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas. 
“Karena memang Kota Batu ini merupakan bagian dari hulu DAS Brantas yang termasuk dalam 15 DAS prioritas nasional serta berbatasan langsung dengan kawasan Hutan Lindung Panderman,” ungkap Siti Nurbaya.
Menurut Siti Nurbaya,  GNPDAS merupakan sebuah gerakan yang diinisiasi Kementerian LHK bersama masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dalam memulihkan hutan dan lahan. Tujuannya untuk penyelamatan sumber daya air, produktivitas lahan, perubahan iklim, dan pencegahan bencana hidrometeorologi.
GNPDAS merupakan pengembangan atas agenda tahunan penanaman pohon pada kegiatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dengan perspektif yang lebih luas. Yaitu pemulihan lahan kritis di hulu DAS.
“Semangat GNPDAS sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo bahwa penanganan wilayah kritis harus dilakukan secara komprehensif dengan prinsip keterpaduan pekerjaan penanaman, sipil teknis, dan teknik pembibitan, serta mengaktifkan semua unsur atau elemen dan partisipasi masyarakat,” ucap menteri LHK. 
“Sejak di bawah kepemimpinan pertama Pak Jokowi dalam kaitan kehutanan dan lingkungan, SDM hutan harus jelas merupakan SDM yang dapat dikelola dan diberikan akses,” imbuhnya.
Karena itu, pemerintah memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat tani sebagai upaya untuk mensejahterakan masyarakat. “Bahwa hutan itu harus memberikan hasil yang produktif bukan hanya kayu, terutama ekowisata yang tidak kurang dari 70 spot wisata yang akan memberikan hasil hutan untuk kesejahteraan masyarajat,” tambah Siti Nurbaya.
Menurut dia, penangan wilayah kritis harus menghasilkan perubahan. Yaitu membangun kesempatan kerja dan mengatasi kemiskinan selain mengatasi permasalahan lingkungan.
Tidak hanya itu. Siti Nurbaya juga memberikan pujiannya terhadap program Sapu Bersih Nyemplung Kali (Saber Pungli) yang bergerak menyelamatkan hulu DAS Brantas. “Patut dicontoh karena ini untuk menyelamatkan hingga hillir,” ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko menambahkan, Kota Batu sebagai hulu DAS Brantas dibantu oleh Sapu Bersih Nyemplung Kali (Saber Pungli) untuk menjaga kelestarian dari hulu. “Yang setiap Minggu selalu bergerak meskipun pasti menemukan popok di sungai. Semoga ke depan melalui komunitas itu mampu mewujudkan sungai yang bersih,” ucap Dewanti.
https://www.jatimtimes.com/baca/205845/20191205/152100/menteri-lingkungan-hidup-puji-gerakan-saber-pungli-kota-batu

Senin, 25 November 2019

Usaha Jasa Lingkungan Birdwatching


Birdwatching atau birding merupakan kegiatan pengamatan terhadap spesies burung liar dengan mata telanjang ataupun melalui perangkat tambahan visual seperti teropong binokular atau monokular pun dengan mendengarkan suaranya, Birdwatching dilakukan di alam bebas dan orang yang melakukan pengamatan burung disebut sebagai Birdwatcher. Pengamatan burung pada awalnya kental dengan misi ilmiah yang selanjutnya berkembang menjadi hobi yang menyenangkan dan akhirnya masuk pada ranah rekreasi. Kegiatan jenis ini termasuk pada wisata minat khusus yang memberikan mampaat pro lingkungan dan edukasi.

Kegiatan monitoring dan pengamatan dilakukan untuk mendapatkan data persebaran burung. Pendataan satwa-satwa tersebut bertujuan untuk mengetahui satwa-satwa yang ada yang ada di wilayah ini. Adapun satwa yang ditemui pada kawasan hutan rakyat Desa Mrayan, Ngrayun adalah landak (Hystrix brachyura), babi hutan (Sus scrofa), burung pentet (Lanius schach), elang jawa (Haliastur indus), burung kutilang (Pycnonotusaurigaster), burung hantu (Otus migicus), tupai (Tupaia javanica), kijang (Mnuntianus muntjak), dan musang (Herpestes javanicus), dan masih banyak lagi. Berikut ini adalah data Jenis Burung Langka dan Dilindungi yang teridentifikasi di Area Desa Mrayan.


No
Nama hewan
Nama latin
Blok
1
Burung Pentet
Lanius schach
Blok 21
2
Elang Jawa
Haliastur indus
Blok 21
4
Burung Kutilang
Pycnonotus aurigaster
Blok 21
5
Burung Hantu
Otus migicus
Blok 21
6
Elang hitam
Ictinaetus malayensis
Blok 21
7
Elang ular bido
Spilomis cheela
Blok 21
8
Tengekek Urang
Halcyon chloris
Blok 21
9
Tengkek Buto
Halcyon cyanoventris
Blok 21
10
Tengkek
Halcyon sancta
Blok 21
11
Kuntul abang
Bubulcus ibis
Blok 21
12
Kuntul
Egretta garzetta
Blok 21
13
Bangau
Leptoptilos javanicus
Blok 21
14
Sogok Ontong
Cinnyris jugularis
Blok 21
14
Ayam Hutan
Gallus varius
Blok 21
16
Kutilang gunung
Ixos virescens
Blok 21
17
Burung hantu
Ketupa ketupu
Blok 21
18
Cemblek kali
Prinia familiaris
Blok 21
19
Pleci
Zosterops flavus
Blok 21
































Bila beruntung, elang Jawa dapat terlihat terbang mendekat mungkin ia sedang mencari mangsa atau sengaja terbang menunjukan kepada wisatawan akan kemampuannya dalam menjelajah angkasa

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa di kawasan hutan rakyat Desa Mrayan, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo terdapat beberapa jenis burung sehingga sangat berpotensi untuk dijadikan ekowisata




Senin, 18 November 2019

CARA MENGHITUNG DIAMETER POHON SETINGGI DADA

Diameter at Breast Height (DBH) atau dalam bahasa indonesia disebut Diameter Setinggi Dada, adalah standar pengukuran paling umum untuk mengitung dimensi suatu pohon. Pengukuran DBH biasanya digunakan untuk mengitung pertumbuhan pohon, membandingkan dimensi/besar berbagai pohon, dan menghitung biomassa atau simpanan karbon.

Untuk mengukur DBH, kita membutuhkan alat diameter tape atau pita meteran. Terkadang kita juga membutuhkan seorang asisten untuk membantu mengukur diameter pohon yang sangat besar.

Cara mengukur DBH mudah saja:
1. Dengan menggunakan meteran, hitung tinggi 1.3 meter atau 4.5 kaki dari atas tanah. Tandai titik tersebut. Secara praktikal di lapangan, tinggi ini dapat diukur kira-kira setinggi dada orang dewasa.
2. Lilitkan diameter tape atau pita meteran ke batang pohon. Pastikan meteran tersebut lurus dan kencang di sekeliling pohon. Catat panjang diameter yang tertera di diameter tape atau keliling batang pohon yang tertera di meteran.
3. Apabila menggunakan meteran, nilai keliling pohon dibagi dengan pi (3.14). Misalnya keliling pohon 110 cm ÷ 3.14 = 35 cm.
4. Apabila menggunakan meteran, nilai keliling pohon dikurangi 10 cm dibagi dengan 3. Misalnya keliling pohon 60 cm -10 cm : 3 = 16,7 cm.

Sebenarnya lebih mudah menggunakan diameter tape, karena angka diameter sudah langsung tertera di pitanya, tidak perlu ada perhitungan tambahan.



 Mengukur diameter pohon yang tumbuh miring atau berada pada tempat yang miring


Mengukur diameter pohon yang bercabang



Mengukur diameter pohon yang terbagi menjadi beberapa cabang dekat permukaan tanah


Mengukur diameter pohon yang memiliki cabang atau benjolan


Demikian cara mengukur diameter pohon, Semoga bermanfaat.