Rabu, 22 Desember 2021

Budidaya Tanaman Durian Di KTH Alam Lestari Desa Gedangan Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo



Durian (Durio zibethinus) merupakan salah satu komoditi yang mempunyai prospek cerah guna menambah pendapatan para petani yang tergabung di Kelompok Tani Hutan (KTH) Alam Lestari Desa Gedangan Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo. Hal tersebut dapat memberi motivasi tersendiri bagi petani untuk lebih mengembangkan dan meningkatkan produksinya dengan harapan agar pada saat panen memperoleh hasil penjualan tinggi guna memenuhi kebutuhannya. 

Masyarakat Desa Gedangan Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo, sudah sejak lama melakukan kegiatan agroforestri. Pada saat ini tanaman durian telah dikembangkan dalam model agroforestri di lahan masyarakat. Salah satu kendala yang dihadapi oleh masyarakat adalah belum banyak dilakukan aktivitas pemanfaatan tanaman durian, sehingga perlu digali lebih dalam mengenai faktor yang mempengaruhi produktivitas tanaman durian dan pemanfaatannya

Ciri-ciri morfologi tanaman durian, mempunyai tinggi pohon 40 meter atau lebih, kulit luar berwarna coklat sampai merah tua, kasar dan mengelupas tidak teratur. Kayu teras berwarna coklat merah jika masih segar, lambat laun menjadi cokelat kelabu atau coklat semu-semu lembayung, kayu gubalnya berwarna putih dan dapat dibedakan jelas dari kayu teras, dengan ketebalan sampai 5 cm, panjang batang bebas cabang sampai 25 meter, diameter batang 100-200 cm dan berbanir rendah (Shihontang 2010).

Durian sangat baik ditanam pada ketinggian 400-600 mdpl. Tanah yang cocok untuk budidaya durian yaitu subur, gembur, tidak bercadas, dan derajat keasaman tanah berkisar 6-7. Kedalaman air yang sesuai antara 1-2 m. Curah hujan rata-rata minimum 1600-4000 mm/tahun dengan bulan basah minimum 9 bulan, sedangkan bulan kering yang melebihi 3 bulan berakibat buruk terhadap pertumbuhan bunga maupun buah. Bahkan, dalam keadaan parah bunga maupun buah akan berguguran (Ashaf, 2011)

Buah tanaman durian mengandung nilai gizi yang tinggi, karena sangat higienis, mengkonsumsi buah durian akan menyehatkan tubuh manusia. Buah durian dapat mempercepat pemulihan kesehatan bagi orang maupun hewan yang sakit. Manfaat lain dari buah durian ialah mengandung antioksidan tinggi, antiinflamasi dan menjaga kelembaban kulit. Dari hasil uji klinis, mengkonsumsi buah durian bisa menurunkan garis halus dan kerutan kulit hingga 33% dalam waktu 4 minggu dan 55% dalam waktu 8 minggu (Ashari, 2017). Selain itu buahnya durian dapat dimakan bijinya.

Pohon durian digunakan untuk konservasi lingkungan karena mengurangi erosi, kulit buahnya digunakan sebagai campuran media tanam, bagian akar, daun, dan kulit buahnya dapat digunakan sebagai obat (Suhardi, 2002) Biji durian mempunyai kandungan pati yang cukup tinggi, merupakan sumber pangan karbohidrat alternatif. Setelah direbus, biji bisa dimakan sebagaicamilan, namun biji yang masih mentah beracun karena mengandung asam lemak siklopropena. Kuncup dan daun (pucuk), mahkota bunga, dan buah yang muda dapat dimasak sebagai sayuran (Ashari, 2017). 

Buah durian termasuk yang mengandung nutirsi tinggi dan menyehatkan. Menurut Dalmadi (2009) setiap 100 gram daging buah durian mengandung kalori sekitar 520kJ. Sementara itu Departemen Pertanian Amerika Serikat menganalisis kandungan gizi buah durian dengan buah avokad dan buah jambu biji. Kandungan energi buah durian lebih rendah dibandingkan dnegan buah avokad namun 3 kali lebih tinggi dibandingkan buah jambu biji, serta buah durian memiliki kandungan protein yang 2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan buah jambu biji.

Seiring waktu proses pengkayaan komoditi durian terus dilakukan di wilayah kerja KTH Alam Lestari dengan harapan kelak dapat sebagai sentra wisata durian. Ini juga menyiapkan desa penyangga bendungan Wadah yang akan dibangun di Desa Gedangan.

Budidaya Lanceng Di KTH Wono Argo Lestari Desa Baosan Kidul Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo

 


Madu lanceng, mungkin nama madu tersebut kurang begitu familiar dikalangan umum, tidak pernah juga kita jumpai di supermarket atau minimarket madu lanceng ini. Wajar saja memang, karena madu lanceng ini masih terbilang budidaya baru dan hasil madunya memang tidak begitu banyak seperti madu yang berasal dari lebah pada umumnya.

Lanceng sebenarnya adalah nama dari jenis lebah yang menghasilkan madu tersebut, lanceng atau sebagian orang menyebutnya sebagai klanceng, adalah sejenis lebah tetapi berukuran lebih kecil dibanding dengan lebah lainnya, sehingga banyak yang menyebutnya sebagai lebah kerdil, hewan dengan nama latin Trigona Leviceps ini adalah jenis lebah yang tidak memiliki sengat, sehingga aman jika manusia berada di sekitarnya.

Kelompok Tani Hutan (KTH) Wono Argo Lestari Desa Baosan Kidul Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo merintis usaha budidaya madu lanceng. Harga dari madu lanceng ini lebih mahal daripada harga madu biasa, karena memang jumlah produksinya relatif lebih sedikit daripada madu biasa.  Kelak dikemudian hari sumber penghasilan selain dari penjualan madu adalah dari pariwisata, kunjungan kunjungan wisata edukasi di kebun yang sekaligus cara mendapat madu tersebut juga dapat menyumbang penghasilan yang cukup besar.