Minggu, 27 Februari 2022

Pariwisata Berbasis Masyarakat

ASEAN (2015) mendefinisikan pariwisata berbasis masyarakat atau dikenal dengan istilah Community Based Tourism (CBT) sebagai kegiatan kepariwisataan yang sepenuhnya dimiliki, dijalankan, dan dikelola oleh masyarakat sehingga berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui mata pencaharian yang berkelanjutan dan melindungi tradisi sosial-budaya yang bernilai maupun sumber daya alam dan warisan budaya.

Secara konseptual, prinsip pembangunan pariwisata berbasis masyarakat adalah dengan menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan melalui pemberdayaan dalam berbagai kegiatan kepariwisataan sehingga manfaat dari pariwisata sebesar-besarnya dirasakan langsung oleh masyarakat.

Adapun prinsip pembangunan pariwisata berbasis komunitas menurut ASEAN (2015) di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Melibatkan dan memberdayakan komunitas agar pengelolaan dapat dipastikan transparan
  2. Membangun kerja sama dengan pihak-pihak (stakeholder) terkait, yang dalam hal ini dikenal dengan konsep pentahelix (pemerintah, swasta, media, akademisi, dan komunitas)
  3. Memperoleh pengakuan dari otoritas terkait
  4. Meningkatkan kesejahteraan sosial dan martabat manusia
  5. Menerapkan mekanisme pembagian keuntungan yang adil dan transparan
  6. Meningkatkan skema hubungan ekonomi dengan pihak lokal dan regional
  7. Menghargai tradisi dan budaya lokal
  8. Berkontribusi terhadap konservasi sumber daya alam
  9. Meningkatkan kualitas pengalaman wisatawan dan tuan rumah dengan memperkuat interaksi yang bermakna antara tuan rumah (pelaku wisata) dengan tamu (wisatawan)
  10. Bekerja untuk menuju kemandirian finansial

Dalam beberapa kasus, masyarakat lokal pada umumnya tidak memiliki informasi, sumber daya, dan kekuatan yang cukup untuk mengambil keputusan dalam pembangunan pariwisata. Untuk itu, dibutuhkan pihak-pihak khusus dan profesional yang dapat mengatasi keterbatasan-keterbatasan masyarakat lokal untuk menguatkan organisasi lokal secara kontinyu, sehingga dapat lebih baik dalam mengembangkan destinasi wisata.

Referensi :

  • ASEAN. 2015. ASEAN Community Based Tourism Standard. Cambodian Ministry of Tourism. Phnom Penh, Cambodia

Tidak ada komentar: