Selasa, 28 November 2023

KOPI ARABIKA MIX DARI DUKUH SEDAYU DESA TALUN KECAMATAN NGRAYUN KABUPATEN PONOROGO

 

Desa Talun Kecamatan Ngebel Kabupaten Ponorogo merupakan sebuah desa yang berada di lereng Gunung Wilis di wilayah Kabupaten Ponorogo dengan iklim yang sejuk dan cenderung dingin untuk wilayah Ponorogo. Disini terdapat destinasi wisata Telaga Ngebel yang sangat indah didukung oleh pemandangan alam yang eksotik dan menjadi primadona wisata Ponorogo. Masyarakat Desa Ngebel menggantungkan hidupnya pada aktifitas wirausaha dengan membangun lapak-lapak dan warung makanan, permainan air, home stay sampai usaha perhotelan.
Komoditas pertanian sangat melimpah seperti buah durian, manggis, nangka, alpokat, pisang dan produk tanaman keras yang meliputi kopi, cengkeh, petai, kelapa dan kluwak.  Produk empon-empon juga melimpah dan menjadi komoditas pertanian yang menjanjikan. Kopi wilis umumnya adalah kopi robusta dari sisa-sisa kopi perkebunan Belanda yang saat ini ditanam dan dikembangkan di kebun-kebun milik masyarakat yang tersebar di kawasan lereng gunung wilis termasuk di wilayah Ngebel. Selama ini komoditas pertanian di wilayah Ngebel termasuk kopi masih dipasarkan dalam bentuk produk dasar sehingga belum memberikan nilai tambah yang signifikan. Di Area wisata Telaga Ngebel banyak lapak-lapak yang menyajikan minuman kopi panas bagi wisatawan. Namun mereka lebih menonjolkan kopi pabrikan yang umumnya sudah tersedia dalam bentuk saset atau dalam kemasan 3 in 1, sementara kopi asli dari lereng Gunung Wilis kurang diperkenalkan kepada wisatawan.
Untuk itu CDK Wilayah Pacitan melalui Kelompok Tani Hutan (KTH) Sumber Sekar Lestari Desa Talun Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo dengan kepeloporan petani muda Suliono mengembangkan kopi arabika mix ngebel dengan merek dagang kopi candu dengan dipadukan gula aren yang juga diproduksi oleh petani yang tergabung di Kelompok Tani Hutan (KTH) Sumber Sekar Lestari.
Kopi di Desa Talun Kecamatan Ngebel Kabupaten Ponorogo dijual dalam keadaan glondongan merah, hal ini karena masih sangat terbatasnya pengetahuan dan peralatan yang dimiliki sehingga para petani tidak bisa mengolah kopi tersebut menjadi kopi kering ataupun kopi bubuk. Saluran distribusi nya terdapat 2 macam saluran, yaitu saluran I terdiri dari petani – KTH – pedagang pengecer – konsumen dan saluran ke II terdiri dari petani – pedagang pengumpul – pedagang pengecer – konsumen. Saat ini petani kopi hanya melakukan fungsi penjualan, pengangkutan, informasi harga dan pembiayaan. Pedagang pengumpul melakukan fungsi pengangkutan, pertukaran informasi harga dan pengumpulan. Sedangkan KTH melakukan fungsi pengumpulan, informasi harga dan memproduksi. Dalam hal ini KTH mengolah kopi menjadi bubuk yang sudah dikemas secara baik dan menjulnya di hotel dan kafe – kafe disekitar tempat wisata Telaga Ngebel. Dari perhitungan efisiensi saluran distribusi kopi Talun, diperoleh hasil bahwasannya saluran distribusi I jauh lebih efisien daripada saluran distribusi II.
 

Tidak ada komentar: