Desa Talun Kecamatan Ngebel Kabupaten
Ponorogo merupakan sebuah desa yang berada di lereng Gunung Wilis di wilayah
Kabupaten Ponorogo dengan iklim yang sejuk dan cenderung dingin untuk
wilayah Ponorogo. Disini terdapat destinasi wisata Telaga Ngebel yang
sangat indah didukung oleh pemandangan alam yang eksotik dan menjadi primadona
wisata Ponorogo. Masyarakat Desa Ngebel menggantungkan hidupnya pada aktifitas
wirausaha dengan membangun lapak-lapak dan warung makanan, permainan air, home stay sampai usaha perhotelan.Komoditas pertanian sangat melimpah seperti buah durian,
manggis, nangka, alpokat, pisang dan produk tanaman keras yang meliputi kopi,
cengkeh, petai, kelapa dan kluwak. Produk empon-empon juga melimpah dan
menjadi komoditas pertanian yang menjanjikan. Kopi wilis umumnya adalah kopi
robusta dari sisa-sisa kopi perkebunan Belanda yang saat ini ditanam dan
dikembangkan di kebun-kebun milik masyarakat yang tersebar di kawasan lereng
gunung wilis termasuk di wilayah Ngebel. Selama ini komoditas pertanian di wilayah
Ngebel termasuk kopi masih dipasarkan dalam bentuk produk dasar sehingga belum
memberikan nilai tambah yang signifikan. Di Area wisata Telaga Ngebel banyak
lapak-lapak yang menyajikan minuman kopi panas bagi wisatawan. Namun mereka
lebih menonjolkan kopi pabrikan yang umumnya sudah tersedia dalam bentuk saset
atau dalam kemasan 3 in 1, sementara kopi asli dari lereng Gunung Wilis kurang
diperkenalkan kepada wisatawan.Untuk itu CDK Wilayah Pacitan melalui
Kelompok Tani Hutan (KTH) Sumber Sekar Lestari Desa Talun Kecamatan Ngrayun
Kabupaten Ponorogo dengan kepeloporan petani muda Suliono mengembangkan kopi
arabika mix ngebel dengan merek dagang kopi candu dengan dipadukan gula aren
yang juga diproduksi oleh petani yang tergabung di Kelompok Tani Hutan (KTH) Sumber
Sekar Lestari. Kopi di Desa Talun
Kecamatan Ngebel Kabupaten Ponorogo dijual dalam keadaan glondongan merah, hal
ini karena masih sangat terbatasnya pengetahuan dan peralatan yang dimiliki
sehingga para petani tidak bisa mengolah kopi tersebut menjadi kopi kering ataupun
kopi bubuk. Saluran distribusi nya terdapat 2 macam saluran, yaitu saluran I
terdiri dari petani – KTH – pedagang pengecer – konsumen dan saluran ke II
terdiri dari petani – pedagang pengumpul – pedagang pengecer – konsumen. Saat
ini petani kopi hanya melakukan fungsi penjualan, pengangkutan, informasi harga
dan pembiayaan. Pedagang pengumpul melakukan fungsi pengangkutan, pertukaran
informasi harga dan pengumpulan. Sedangkan KTH melakukan fungsi pengumpulan,
informasi harga dan memproduksi. Dalam hal ini KTH mengolah kopi menjadi bubuk
yang sudah dikemas secara baik dan menjulnya di hotel dan kafe – kafe disekitar
tempat wisata Telaga Ngebel. Dari perhitungan efisiensi saluran distribusi kopi
Talun, diperoleh hasil bahwasannya saluran distribusi I jauh lebih efisien
daripada saluran distribusi II.
Untuk itu CDK Wilayah Pacitan melalui
Kelompok Tani Hutan (KTH) Sumber Sekar Lestari Desa Talun Kecamatan Ngrayun
Kabupaten Ponorogo dengan kepeloporan petani muda Suliono mengembangkan kopi
arabika mix ngebel dengan merek dagang kopi candu dengan dipadukan gula aren
yang juga diproduksi oleh petani yang tergabung di Kelompok Tani Hutan (KTH) Sumber
Sekar Lestari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar